Welcoming Zizy

Pas tanggal 1 Oktober 2016, 23.48 WIB, akhirnya si bontot hadir. Seperti juga kakaknya, Zaq, sedikit drama ceritanya. Mungkin karena malam minggu, ya. Bidan jaga cuma dua, SpOg juga lagi nggak ada. SOP rumah sakit juga lama, masa nunggu bukaan 8 dulu baru panggil dokter on call? Padahal udah tau gue hamil anak keempat dan kemungkinan proses akan cepat. Bener, kan, kurang dari 4 jam setelah sampai RS, anaknya lahir. Tanpa dibantu dokter. Yeah, what else is new, right? With that, we welcomed the newest addition to our family, Azizah. Zizy for short. Sesuai perkiraan, anaknya mungil. Beratnya 2.63kg dengan panjang 48cm. 

So, my Zizy is special. Saat kandungan usia 6 bulanan, dokter mendeteksi ada defek di bibir. USG lanjutan di klinik feto maternal mengkonfirmasi defek nggak hanya di bibir namun juga palatum. Lip-palate cleft. Dunia runtuh? Nggak juga, but still felt like someone just knock me off my feet. 


Efek dari lip-palate cleft ini ternyata berentet. Yang paling bikin sedih, Zizy nggak bisa nyusu langsung. Buat seseorang yang menyusui 3 anak selama dua tahun masing-masing, ini lumayan bikin nyesek. Apalagi, pas nyoba nyusuin sebenernya Zizy pinter banget menghisapnya. Cuma karena langit-langitnya belah dan bibir juga tidak bisa fully closed, ya, nggak ada daya hisapnya. Kasihan banget. Hari ini coba kasih ASIP pake haberman feeder dan ternyata dia bisa dan suka. So, here I am. The person who “hates” pumping (I was never very good at it) is now exclusively pumping. 


Itu baru satu: menyusui. Tadi tes dengan dokter THT dan ternyata hasil tes OAE juga tidak sesuai harapan. Sebulan lagi diulang lagi untuk memastikan apakah memang ada masalah pendengaran atau tidak. Dari observasi sementara sih, Zizy respon kalau ada suara mendadak (yang cukup besar). Hopefully she won’t need hearing aid. 

Berhubung ini masalahnya di mulut, kemungkinan nanti juga butuh terapi untuk bicara. Ya namanya organ bicaranya tidak sempurna, pasti fungsinya akan terpengaruh, kan. Belum lagi, karena gusi juga nggak sempurna, pertumbuhan rahang dan eventually giginya nanti juga akan butuh treatment dan mungkin juga operasi lagi. 

Dalam minggu ini kita sudah rencana ke Harapan Kita untuk konsul ke tim dokter di cleft centernya. Dari situ baru ketauan plan dan jadwalnya gimana. Denger-denger sih yang akan diperbaiki duluan adalah bibir. Itu juga baru di usia 3-4 bulan dengan minimal BB sekitar 5 kg. 

Suffice to say I’m going to need all my strength, resolve, stamina, patience, optimism, resource and all the help I can get. My number one support system is currently next to me, sleeping due to exhaustion. I just hope we both will help Zizy power through this, one step at a time. 

Advertisement

16 thoughts on “Welcoming Zizy

  1. Subhanalloh mbak, barakalloh! Semoga zizy menjadi anak yg sholeha. Grow well ya zizy, semoga lancar setiap treatment nya. Stay strong, mbak 🙂 semoga Alloh memudahkan segalanya. Aaamiin.

  2. Anggita… congrats for new zizy yaa semoga semua treatment berjalan lancar ya… kelak zizy tumbuh menjadi anak sholehah amiin ya Rabb ☺

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s